Minggu, 14 Juni 2015

Manfaat Menemani Anak Belajar Salat

Buku Menemani Anak Belajar Salat

Manfaat Menemani Anak Belajar Salat

Anak yang menyejukkan mata (qurrata a'yun) adalah impian orangtua.
Betapa sejuk hati orangtua melihat anak rajin salat.
Maka kewajiban orangtua adalah menemani anak belajar salat.
Jika itu dilakukan, kelak doa anak dalam sujud panjangnya akan menjadi kebahagiaan orangtua



Temukan di buku :

Menemani Anak Belajar Salat

SMS aja ke 081223809656
Hanya 30rb lho ....

Senin, 08 Juni 2015

Cover Buku Menemani Anak Belajar Salat

Menemani Anak Belajar Salat
Cover Buku Menemani Anak Belajar Salat

Inilah cover buku Menemani Anak Belajar Salat


Dapatkan segera bukunya, hanya 30rb

Agar Anakmu Mendoakanmu dalam Sujud Panjangnya ...

Cover Buku Menemani Anak Belajar Salat
Ayah Bunda, bekal terbaik bagi buah hati adalah menemaninya belajar salat, belajar berdoa dan belajar mencintai-Nya.
Temukan di Buku : Menemani Anak Belajar Salat
SMS 081223809656




Buku Menemani Anak Belajar Salat (4)

Buku Menemani Anak Belajar Salat
Apa yang harus dilakukan orangtua saat menemani Anak BELAJAR SALAT sebelum anak 7 tahun?

Ayah Bunda, Calon Ayah Bunda

Assalamu'alaikum,

Rasulullah bersabda, "Apabila  anak sudah mencapai usia tujuh tahun, perintahkanlah dia untuk melaksanakan salat” (HR. Abu Dawud)
Pada usia tujuh tahun, anak disuruh salat. Sebelum usia itu,  anak ditemani belajar salat.
Bagaimana cara orangtua menemani anak belajar salat sebelum tujuh tahun?

Temukan jawabannya di buku: Menemani Anak Belajar Salat

Pemesanan : 081.223.809.656 (SMS)

Hanya 30rb GRATIS Bulletin Keluarga Milladunka

Buku Menemani Anak Belajar Salat (3)

Apa yang harus dilakukan orangtua saat menemani Anak BELAJAR SALAT sebelum anak 7 tahun?

Ayah Bunda, Calon Ayah Bunda

Assalamu'alaikum,

Rasulullah bersabda, "Apabila  anak sudah mencapai usia tujuh tahun, perintahkanlah dia untuk melaksanakan salat” (HR. Abu Dawud)
Pada usia tujuh tahun, anak disuruh salat. Sebelum usia itu,  anak ditemani belajar salat.
Bagaimana cara orangtua menemani anak belajar salat sebelum tujuh tahun?

Temukan jawabannya di buku: Menemani Anak Belajar Salat

Pemesanan : 081.223.809.656 (SMS)

Hanya 30rb GRATIS Bulletin Keluarga Milladunka

Buku Menemani Anak Belajar Salat (2)

Buku Menemani Anak Belajar Salat
Apa yang harus dilakukan orangtua saat menemani Anak BELAJAR SALAT sebelum anak 7 tahun?

Ayah Bunda, Calon Ayah Bunda

Assalamu'alaikum,

Rasulullah bersabda, "Apabila  anak sudah mencapai usia tujuh tahun, perintahkanlah dia untuk melaksanakan salat” (HR. Abu Dawud)
Pada usia tujuh tahun, anak disuruh salat. Sebelum usia itu,  anak ditemani belajar salat.
Bagaimana cara orangtua menemani anak belajar salat sebelum tujuh tahun?

Temukan jawabannya di buku: Menemani Anak Belajar Salat

Pemesanan : 081.223.809.656 (SMS)

Hanya 30rb GRATIS Bulletin Keluarga Milladunka

Buku Menemani Anak Belajar Salat

Buku Menemani Anak Belajar Salat
Apa yang harus dilakukan orangtua saat menemani Anak BELAJAR SALAT sebelum anak 7 tahun?

Ayah Bunda, Calon Ayah Bunda

Assalamu'alaikum,

Rasulullah bersabda, "Apabila  anak sudah mencapai usia tujuh tahun, perintahkanlah dia untuk melaksanakan salat” (HR. Abu Dawud)
Pada usia tujuh tahun, anak disuruh salat. Sebelum usia itu,  anak ditemani belajar salat.
Bagaimana cara orangtua menemani anak belajar salat sebelum tujuh tahun?

Temukan jawabannya di buku: Menemani Anak Belajar Salat

Pemesanan : 081.223.809.656 (SMS)

Hanya 30rb GRATIS Bulletin Keluarga Milladunka

Selasa, 31 Maret 2015

Pendidikan Islam dan Al-Quran

... maka pendidikan dalam Islam sejatinya adalah menyadarkan kembali manusia-manusia Muslim akan fitrah-nya. Kemudian menyempurnakan fitrah-nya itu dengan fitrah munazzalah, yaitu mengajarkan kandungan al-Qur’an dan hikmah didalamnya yang merupakan asas bagi pandangan hidup manusia Muslim.
Pendidikan dan Fitrah
Oleh: Dr Hamid Fahmy Zarkasyi

Pendidikan Islam Pendidikan Penanaman Adab

Oleh sebab itu pendidikan Islam yang tepat adalah pendidikan yang menanamkan adab kedalam individu peserta didik, yaitu mengembangkan individu sesuai dengan fitrahnya.

Pendidikan dan Fitrah
Oleh: Dr Hamid Fahmy Zarkasyi

Saat Adab ditiadakan ...


Kekaburan makna adab atau kehancuran adab tersebut mengakibatkan kezaliman (zulm), kebodohan (jahl), dan kegilaan (junun). Artinya karena kurang adab maka seseorang akan meletakkan sesuatu tidak pada tempatnya (zalim), melakukan cara yang salah untuk mencapai hasil tujuan tertentu (jahl) dan berjuang berdasarkan kepada tujuan dan maksud yang salah (junun).

Pendidikan dan Fitrah
Oleh: Dr Hamid Fahmy Zarkasyi

Saat Peradaban Barat memasuki Pendidikan Islam


Jika pandangan hidup Barat masuk kedalam pendidikan Islam, maka nilai-nilai adab menjadi semakin kabur dan semakin jauh dari nilai-nilai hikmah ilahiyah.

Pendidikan dan Fitrah
Oleh: Dr Hamid Fahmy Zarkasyi

Kamis, 19 Maret 2015

Ayah Ada Ayah Tiada (3) ... Ayah Irwan Rinaldi


Puisi hati untuk Ayah dalam "Ayah Ada Ayah Tiada" oleh Ayah Irwan Rinaldi

Aku Tidur, Tuhan
Lama kutunggu ayah bunda tidak juga datang
Aku coba hibur hati agar senang
Banyak lagu dan puisi kucoba karang
Tapi hatiku tidak juga tenang
Aku duduk, tidur, duduk lagi dengan gelisah
Kuraba mataku penuh basah
Beginilah sepanjang malam derita kami
Punya ayah bunda tapi tidak pernah mau mengerti
Tangisku semakin jadi
Ketika bulan di sela jendela telah pergi
Kini aku benar-benar tinggal sendiri
Sendiri bicara sendiri juga mendengarkan pedihnya hati
Hanya ada satu kalimat kini ,
“Aku tidur, Tuhan Allahu Rabbi...”
-
SEORANG ulama pernah berpesan bahwa tutuplah hari anakmu dengan Allah dan
RasulNya. Artinya ketika anak-anak jelang tidur maka sebaiknya mereka mendengarkan
kalimat-kalimat baik sebagai penutup dari rangkaian hidupnya seharian. Alangkah
naifnya kalau anak-anak tertidur di depan televisi, play station atau komputer. Ujung
dari hidupnya seharian tidak ditutup dengan mendengarkan kalimat Allah dan RasulNya.
Ayah Irwan Rinaldi

Visi Orangtua (2) ... Seri Tadabbur Al-Quran


Pendidikan anak bagi orangtua adalah persiapan membentuk peradaban islam untuk generasi mendatang. Inilah sebuah visi besar orangtua muslim yang termaktub dalam rangkain doa indah di atas. 
Kedua, adalah menjadikan diri kita dan pasangan kita dan anak-anak kita sebagai pemimpin. Bukan sembarangpemimpin tapi pemimpin orang-orangbertakwa. Bayangkan, menjadi orang bertakwa adalah impian kaum muslimin, tingkatan teratas orang terbaik disisi Allah swt, dan kita dingatkan untuk menjadikan pasangan dan anak kita sebagai  para pemimpin orang-orang bertakwa ... Masya Allah 

Sekeluarga Masuk Surga ... Mau?

Ini adalah surat Ath-Thur ayat 21-26, berkisah tentang keluarga yang masuk surga, perhatikan ayat 26, disana ada rahasia yang menyebabkan sekeluarga masuk surga ....

Ayah Ada Ayah Tiada - Irwan Rinaldi


Salah satu puisi dari Ayah Ada Ayah Tiada - Ayah Irwan Rinaldi

"Tetap Sendiri"
Aku lihat bulan di sela jendela
Aku lihat bulan begitu indahnya
Aku bayangkan andai bulan adalah ayahku
Aku khayalkan andai bulan adalah bundaku
Pastilah aku tidak sendiri jelang tidur ini
Pastilah kami terus berbagi
Pastilah kami saling memeluk mesra
Pastilah kami saling mencium penuh cinta
Tapi aku tetap sendiri saja
Tak bisa bicara tak dapat bercerita
Tak bisa mengungkapkan suka
Tak bisa juga menangis karena duka
-

Ayah Irwan Rinaldi

ADA banyak hal yang mau diceritakan atau ditanyakan anak-anak menjelang tidurnya.
Tentang dunia seharian yang dia lalui atau tentang banyak peristiwa yang sebenarnya
adalah mata pelajaran sekolah kehidupan sesungguhnya. Semuanya itu membutuhkan
ayah atau ibu yang dapat menggiring mereka pada sebuah kesimpulan yang akan
mereka bawa ke dalam tidur dalam. Hanya ayah atau ibu yang bisa melakukannya.
Bukan orang lain!



Ayah Ada Ayah Tiada - Irwan Rinaldi



Salah satu puisi dalam Ayah Ada Ayah Tiada - Ayah Irwan Rinaldi
"Ayah Kemana?"
Kantukku telah tiba
Ayah dan bunda ada dimana
Aku ingin kita bertatap muka
Kenapa setiap hari begini saja
Kantukku telah tiba
Aku kembali bertanya
Kenapa aku dibiarkan tidur sendiri saja
Padahal aku ingin berbagi cerita
Kantukku telah tiba
Tempat tidur yang sepi tanpa cinta
Selimut yang dingin tanpa kata-kata
Bantal dan guling tak bisa bicara
Ayah bunda entah kemana
-
KONON kabarnya kata para ahli bahwa sebaiknya orang tua terutama para ayah untuk
selalu berusaha hadir menjaga dua waktu penting dalam hidup anak-anaknya. Waktu
bangun pagi dan waktu mau tidur. Bahkan saking pentingnya, dua waktu tersebut
sebaiknya tidaklah teralu sering didelegasikan kepada pihak lain, terutama anak-anak
usia dini.
Ketika anak mau tidur, sebaiknya ayah memeriksa tingkah laku apa saja yang dilakukan
anak-anaknya seharian. Biasanya anak-anak akan melaporkan dua jenis saja: tingkah
laku yang paling buruk dan yang paling baik. Kalau buruk maka ayah membenarkannya,
kalau baik maka kuatkanlah hingga tertanam pada pikiran anak-anak.
Ayah Irwan Rinaldi

Minggu, 15 Maret 2015

Visi Orangtua (1) ... Seri Tadabbur Al-Quran


Pendidikan anak bagi orangtua adalah persiapan membentuk peradaban islam untuk generasi mendatang. Inilah sebuah visi besar orangtua muslim yang termaktub dalam rangkain doa indah di atas. 
Pertama, Menjadikan pasangan dan anak sebagai Qurrata A'yun, penyejuk pandangan dan  penyejuk hati. Dalam konsisi bagaimana pasangan dan anak dapat menyejukkan mata dan hati? Pastilah dalam kondisi mereka berada dalam peribadahan kepada Allah. Saat melihat pasangan dan anak-anak kita dekat dengan Allah, mencintai salat selalu  tilawah adalah penyejuk hati.
Proses pertama adalah menyejukkan pandangan pasangan. Memilih pasangan yang menyejukkan, yang memiliki visi dan cara pandang yang sama. Insya Allah jika ini sudah dilakukan, mendapatkan anak yang menyejukkan mata akan menjadi pekerjaan yang lebih mudah ... semoga.

Bersambung ...

Beginikah Sikap Kita Terhadap Al-Quran? ... Seri Tadabbur Al-Quran


Rasulullah saw suatu saat mengadukan kondisi umatnya. Sebuah pengaduan buah dari kecintaan beliau terhadap umatnya. Sebuah pengaduan luar biasa yang diabadikan dalam Al-Quran mengandung makna pengaduan yang sangat mengganggu Rasulullah saw. 
Umatnya, yang dicintai beliau ternyata sudah 'Mahjuro' terhadap Al-Quran yang ada di dekat mereka.

Apalagi kondisi kita di zaman sekarang, bertambah 'Mahjuro' terhadap Al-Quran. Perhatikan sikap/perlakuan kita kepada Al-Quran .... 

Rabu, 11 Maret 2015

Konsep Islam tentang Sarapan ... Subhanallah

Siapa yang berpendapat konsep islam tidak detil, perhatikan Shiroh Nabawiyah, maka kita akan menemukan praktek kehidupan sedetil-detilnya ...

Konsep Islam tentang Sarapan :
1. Sarapan pagi hari setelah matahari terbit,
2. Rasulullah menanyakan kepada istri, "Wahai istriku, ada sesuatu engga untuk sarapan?" (Apa sajalah). Nabi tidak menyebutkan spesifik sarapan dengan apa, Nabi tidak pernah berkata, "Wahai istriku ada kurma engga?" "Wahai istriku, ada daging engga?"
3. Hati-hati  dengan Kebiasaan Kuliner (Jajan di luar)
4. Sarapan bersama istri, sebagai bagian komunikasi dengan istri ...
5. Sederhanakan, jangan berlebihan. Perhatikan rumah tangga Rasulullah, tidak setiap hari dapat memasak.
6. Jika tidak ada makanan untuk sarapan, Nabi Shaum.
7. Jika sudah berniat shaum sunah, tapi istrinya menyediakan makanan, Nabi membatalkan shaum beliau


Rahasia Keluarga yang dikumpulkan di Surga Kelak

Indahnya, kehidupan ini andaikan kita dan keluarga kita nanti dikumpulkan kembali di surga-Nya. Dalam surga mereka akan bertemu dan bertanya-tanya, dan inilah rahasia mereka masuk surga:
"Mereka berkata: "Sesungguhnya kami dahulu, sewaktu berada di tengah-tengah keluarga kami merasa takut (akan diazab)." Ath-Thur : 26

Semoga itu adalah keluarga kita ...

Jumat, 06 Maret 2015

Virtuous Parent - Orangtua Shaleh


There is no school equal to a decent home, and no teacher equalto a virtuous parent ...
Tidak ada sekolah yang sama dengan rumah yang layak, dan tidak ada guru yang sama dengan orang tua saleh

Konsep Islam tentang Remaja tidak ada yang ada Konsep Islam tentang PEMUDA ... (2)

Dalam ebook ini Budi Ashari berhasil mengembalikan konsep islam tentang remaja ... maaf yang ada adalah Konsep Islam tentang PEMUDA
Pembahasan yang disandarkan pada Al-Quran dan As-Sunah bukan peradaban yahudi

Kamis, 05 Maret 2015

Kembali Pada Konsep Islam ....

Sudah waktunya kita menggeser cara kita berpikir dan memutuskan. Semua harus dimulai dari panduan utama musim; Al Quran dan Sunnah.

Kemurniaan Al-Quran dan As Sunah masih terjaga. Hanya  saja tidak diaplikasikan secara utuh. Parsial dan bagian per bagian yang membuat konsep islam hilang kemuliaannya ...

Jika ingin pendidikan kita menghasilkan generasi islam gemilang, peganglah teguh konsep islam tentang pendidikan, Jangan mencampurbaurkan dengan konsep yahudi yang bertentangan. Gunakan sumber islam yang masih murni.

Pendidikan Tauhid .... Menurut M Natsir ( Capita Selecta I )

".... Mengenal Tuhan, men-tauhidkan Tuhan, mempertjajai dan menjerahkan diri kepada Tuhan, tak dapat tidak harus mendjadi dasar bagi tiap2 pendidikan jang hendak diberikan kepada generasi jang kita latih, djikalau kita sebagai guru ataupun sebagai ibu-bapa, betul2 tjinta kepada anak2 jang telah dipetaruhkan Allah kepada kita itu.
Meninggalkan dasar ini berarti melakukan satu kelalaian jang amat besar, jang tidak kurang besar bahajanja dari pada berchianat terhadap anak2 jang kita didik, walaupun sudah kita sempurnakan
makan dan minumnja dan telah kita tjukupkan pakaian dan perhiasannja serta sudah kita lengkapkan pula ilmu pengetahuan untuk bekal hidupnja. ..."

Capita Selecta M Natsir

Selasa, 03 Maret 2015

Ketika Konsep Adab tak lagi dijadikan Konsep Menuntut Ilmu

Dalam pembukaan kitab Ta’limul Muta’allim, Syekh Zarnuji merasakan kegelisahan, kemudian menganlisis sumber-sumber masalahnya. Beliau menulis: “...saya melihat sebagian besar pelajar di zaman kita bersungguh-sungguh (mencari) ilmu namun tidak bisa sampai atau terhalang dari manfaat serta buahnya, yaitu beramal dengannya dan menyebarkannya. Sebab, mereka salah menempuh jalannya dan meninggalkan syarat-syaratnya. (Padahal), setiap orang yang salah mengambil jalan pastilah akan tersesat dan tidak bisa sampai ke tujuannya, baik sedikit maupun banyak....”

Konsep Islam Tentang Remaja .... (1)

Sangat menarik tulisan DR. Khalid Ahmad Asy Syantut: Tarbiyah Asy Syabab Al Muslim lil Aba’ wad Du’at (Pendidikan pemuda muslim, bagi para orangtua dan dai). Sebagai seorang ahli pendidikan, tulisan sebanyak 123 halaman (versi Word) itu menggabungkan antara kedalaman ilmu pendidikan, landasan syar’i yang kuat, kajian ilmiah para pakar muslim dan non muslim, penelitian lapangan dan pengalaman.
Di Pasal Dua, beliau memberi judul: Syabab bukan Murohaqoh. Setelah mengkaji di pasal ini, beliau menyampaikan dengan tegas sudah waktunya kita membuang istilah murohaqoh (yang dalam bahasa kita: remaja). Dan menegaskan bahwa istilah yang jelas dipakai oleh Nabi adalah Syabab (pemuda). Ini bukan sekadar pembahasan tentang istilah. Tetapi ada nilai di balik istilah yang membuat beliau menolak hal tersebut.
Kata Al Murohaqoh dalam Bahasa Inggris disebut: The Teenagers dan dalam bahasa kita dikenal dengan: Usia Remaja. Al Murohaqoh dalam kamus Arab bermakna: kedunguan dan kebodohan, kejahatan dan kedzaliman serta gemar melakukan kesalahan.

( Remaja Antara Hijaz dan Amerika)

Kamis, 26 Februari 2015

Konsep Al-Quran tentang Kehamilan ... Tadabbur Al-Quran (2)

Konsep Al-Quran tentang Kehamilan yang Diharapkan

Ini adalah kisah yang menceritakan Keluarga Imran, istri Imran dalam Surat Ali Imran ayat 35-37. 

Ayat 35 menceritakan kehamilan istri Imran, dimana kehamilan tersebut diharapkan oleh keluarga Imran. Dalam hal ini, istri Imran sedang hamil, namun Imran sendiri sudah meninggal. Istri Imran memberikan kata-kata yang baik, berupa doa. Oleh karenanya, seorang istri yang sedang hamil, seharusnya selalu mengatakan yang baik-baik, terutama doa. Mengapa? Karena perkataan sang ibu akan bisa didengar jabang bayi, karena bayi yang masih dalam kandungan sudah bisa mendengar. Jangan memberdengarkan musik, ibu bukan konsep Al-Quran. Perdengarkan tilawah sang Ayah dan sang Ibu, perdengarkan doa-doa sang Ayah dan Ibu. Keadaan psikis yang dialami ibu sangat mempengaruhi kondisi bayi, jadi ibu seharusnya selalu dalam keadaan bahagia.
Ayat 36 bercerita tentang kondisi bahwa sebenarnya istri Imran mengharapkan bayi laki-laki yang akan menjadi penerus bapaknya sebagai penjaga rumah ibadah dan ahli ibadah. Namun ternyata yang lahir adalah seorang perempuan. Pengharapan terhadap kelahiran bayi apakah laki-laki dan perempuan adalah takdir Allah, Allah yang menentukan. Seorang ibu harus memiliki tawakkal dalam hal ini. Inilah yang terbaik yang dianugerahi Allah. Setelah proses kelahiran, yang terbaik yang dilakukan adalah DOA. Mendoakan anak agar terlindungan dari syetan dan godaannya, dan juga mendoakan anak keturunannya. DOa memintaperlindungan dari syetan adalah doa untuk kelahiran bayi, 
Doa Kelahiran Anak


Ayat 37 menceirtakan tentang penerimaan doa, dan memilihkan guru/pendamping/pengajar yang shaleh untuk anak. Ini adalah tugas orangtua, memilih guru yang shalih. Jangan salah memilih guru 

Konsep Al-Quran tentang Kehamilan ... Tadabbur Al-Quran (1)

DalamAl-Quran terdapat dua konsep tentang kehamilan. Pertama kehamilan yang tidak dikehendaki dan kedua kehamilan yang dikehendaki. Tulisan ini sedikit membahas tentang kehamilan yang tidak dikehendaki. Mari kita tadabburi Al-Quran Surat Maryam ayat 16-26.

Ayat 16 tentang Allah memberikan perintah kepada Nabi Muhammad untuk menceritakan kisah Maryam, wanita suci nan mulia, putra seorang ulama yang shaleh, Imran.
Ayat 17 tentang Allah mengutus Malaikat Jibril yang berada pada bentuk manusia kepada Maryam 
Ayat 18 tentang Maryam berlindung kepada Allah saat kedatangan Jibril
Ayat 19 Jibril memberitahu Maryam akan diberikannya seorang anak dalam rahim Maryam
Ayat 20 Maryam bertanya dengan nada keheranan, bagaimana akan hamil sedang maryam belum mempunyai suami dan bukan pezina
Ayat 21 bercerita tentang Allah adalah Tuhan yang memiliki kekuasaan

Ayat 22 adalah menggambarkan perasaan dan keadaan Maryam yang menanggung beban hamil padahal orang-orang sekitar mengetahui kesalihan Maryam dan keluarganya. Maka Maryam pergi menghindari tetangganya.
Ayat 23 menceritakan keadaan saat menjelang kelahiran, sakit fisik dan sakit psikis yang dirasakan Maryam. Sehingga Maryam berkata alangkah baiknya aku mati sebelum ini ... 
Ini adalah keadaan jiwa yang sedang stress memikirkan kehamilan yang tidak dikehendaki. Keadaan ini sebenarnya membahayakan sang janin, karena bisa menyebabkan perkembangan anak kurang sempurna. Dan juga perkataan tidak baik akan didengar sang calon bayi, ini sebenarnya juga tidak boleh dilakukan seorang ibu yang sedang hamil.

Ayat 24 Allah mengutus Jibril untuk memberikan nasehat penguat jiwa, "Jangan kamu bersedih" Penting sekali kita memberikan kalimat ini kepada seseorang yang sedang sedih, galau. Kalimat ini akan memberikan kekuatan untuk menenangkan diri dan jiwanya. Namun perkataan ini tidak cukup,  ia harus dibarengi dengan aksi, "Sesungguhnya Tuhanmu menjadikan anak sungai di bawahmu" ... inilah aksi untuk lebih menentramkan hati, jiwa Maryam. Apa hubungan wanita hamil yang sedang akan melahirkan dengan sungai? Adakah karena sungai yang berisi air sebagai dasar kehidupan, adakah ada suara ketenangan dalam suara air yang gemericik?


Ayat 25 Memberi gambaran sebuah ikhtiar. Bisa dibayangkan, sedang menahan sakit yang sakitnya adalah sakit sangat, Allah memberi perintah untuk menggoyangkan pohon kurma. Dan pohon kurma adalah pohon kokoh lebih kokoh daripada pohon kelapa. Mengapa? Allah memberikan perintah untuk berikhtiar, ikhtiar saja, ALlah yang akan memberikan buahnya ... 


Apa hubungan wanita hamil dan makan kurma muda? Insya ALlah ada hikmahnya salah satunya saat makan kurma, ibu yang akan melahirkan menjadi lebih mudah, tidak akan kepayahan ... buktikan konsep ini wahai ibu ...

Selasa, 24 Februari 2015

Dalla ... Cara Syetan Membujuk Manusia (Tadabbur Al-Quran)


Allah swt memberitahukan dalam ayat-Nya di Surat Al-A'raaf bahwa DALLA adalah cara membujuk syetan. Dan ini adalah strategi yang digunakan syetan dalam membujuk Adam dan Hawa serta seluruh umat manusia.
Apa makna 'DALLA'?
Dalla digunakan saat kita menarik timba (ember), sedangkan Dallu dalam bahasa Arab adalah timba, sedangkan  Addla maksudnya menjatuhkan timba dan menariknya kembali. Tapi DALLA adalah menurunkan timba dengan sangat pelan tanpa menimbulkan suara keras. Seperti berburu dengan cara primitif, memberikan umpan dengan pelan-pelan ke sebuah lubang, dimana tali itu diikatkan sebuah umpan. Saat hewan datang, tali itu ditarik pelan-pelan, sehingga hewan itu mengikutinya dan mendekati kita. Inilah yang disebut DALLA

Syetan dalam membujuk Adam dan Hawa tidak langsung menawarkan memakan buah, tapi dengan cara pelan dan halus. Dan umpannya adalah kekekalan, hidup abadi di surga.

Subhanallah ... Allah memberitahukan kepada kita cara syetan menggoda manusia untuk disesatkan dari jalan Allah

Yuk ... Kita Membayangkan Siksa Neraka Paling Ringan (nafha)


Sahabatku, jika engkau mengatakan, "ah ga apa-apa lah kita melakukan dosa sebenar, nanti masuk nerakanya juga sebentar ..." Maka yuk ... kita membayangkan siksa neraka paling ringan ...

Neraka adalah api, api yang panasnya tak terkira, bayangkan setitik api neraka bisa menghancurkan bumi .... Seperti api-api di dunia ini, biasanya sekitar api ada hawa (lafha). Membayangkan hawa  panas api neraka juga sudah mengerikan, dan ini adalah Nafha ... Nafha adalah hembusan sejuk dari api neraka,ini bukan apinya dan bukan hawanya tapi hembusan sejuk dari neraka .... bayangkan inilah perkataan orang yang sudah merasakan hembusan sejuk hawa neraka ... "46. Dan sesungguhnya, jika mereka ditimpa sedikit saja dari azab Tuhan-mu, pastilah mereka berkata: "Aduhai, celakalah kami, bahwasanya kami adalah orang yang menganiaya diri sendiri."

Sahabat ... jangan meremehkan dosa, jangan meremehkan neraka ... Semoga kita, keluarga kita diselamatkan Allah dari siksa api neraka ... Aamiin

Senin, 23 Februari 2015

Hubungan Ilmu dan Adab ... Konsep Islam yang mulai kembali asing

Bismillahirrahmanirrahim


لاَ يَنْبُلُ الرَّجُلُ بِنَوْعٍ مِنْ الْعِلْمِ مَا لَمْ يُزَيِّنْ عَمَلَهُ بِالأَدَبِ
Seseorang itu tidak akan mencapai kemuliaan dengan salah satu macam ilmu selama dia tidak menghiasi amalnya dengan adab (Imam 'Abdullah bin al-Mubarak).[1]


تَعَلَّمِ اْلأَدَبَ قَبْلَ أَنْ تَتَعَلَّمَ الْعِلْمَ
Pelajarilah adab sebelum engkau mempelajari ilmu. (Imam Malik bin Anas).[2]


كُلُّ مُتَأَدِّبٍ مِنْ غَيْرِهِ مَتَى لَمْ يُدِمْ عَلَيْهِ اْلأَدَبَ اِخْتَلَّ مَا يَسْتَفِيْدُ مِنْهُ وَرَجَعَ إِلَى طَبْعِهِ
Setiap orang yang belajar dari orang lain, selama dia tidak memelihara adab dalam dirinya, maka segala yang telah ia dapatkan dari (guru)nya itu akan berhamburan dan ia akan kembali kepada tabiatnya yang semula. (Imam Abul Hasan al-Mawardi).[3]


مَا أُوْوِيَ شَيْءٌ إِلَى شَيْءٍ أَزْيَنُ مِنْ حِلْمٍ إِلَى عِلْمٍ
Tidak ada sesuatu pun menjadi lebih indah ketika digabungkan kepada lainnya relain sikap santun ketika digabungkan kepada ilmu. (‘Atha bin Yasar).[4]


مَا أَحْسَنَ اْلإِسْلاَمُ وَيُزَيّؐنُهُ اْلإِيْمَانُ وَمَا أَحْسَنَ اْلإِيْمَانُ وَيُزَيِّنُهُ التَّقْوَى وَمَا أَحْسَنَ التَّقْوَى وَيُزَيِّنُهَا الْعِلْمُ وَمَا أَحْسَنَ الْعِلْمُ وَيُزَيِّنُهُ الْحِلْمُ وَمَا أَحْسَنَ الْحِلْمُ وَيُزَيِّنُهُ الرِّفْقُ
Betapa indahnya Islam yang dihiasi oleh iman; betapa indahnya iman yang dihiasi oleh taqwa; betapa indahnya taqwa yang dihiasi oleh ilmu; betapa indahnya ilmu yang dihiasi oleh kesantunan; dan betapa indahnya kesantunan yang dihiasi oleh kelemahlembutan. (Raja’ bin Haywah).[5]


حُسْنُ اْلأَدَبِ زَيْنٌ لِلْعَالِمِ وَسِتْرٌ لِلْجَاهِلِ
Adab yang baik adalah perhiasan bagi orang ‘alim dan penutup (aib) bagi orang jahil. (al-Harits bin Asad al-Muhasibiy).[6]


لاَ شَرَفَ مَعَ سُوْءِ أَدَبٍ
Tidak ada kemuliaan yang disertai dengan adab yang buruk. (Imam ‘Ali bin Abi Thalib).[7]


تَكَلَّمَ إِبْرَاهِيمُ بْنُ أَدْهَمَ إِلَى رَجُلٍ يُكَلِّمُ رَجُلاً ، فَغَضِبَ حَتَّى تَكَلَّمَ بِكَلاَمٍ قَبِيحٍ ، قَالَ : فَقَالَ لَهُ : يَا هَذَا اتَّقِ اللهَ، وَعَلَيْكَ بِالصَّمْتِ وَالْحِلْمِ وَالْكَظْمِ ، قَالَ : فَأَمْسَكَ ثُمَّ قَالَ لَهُ : بَلَغَنِي أَنَّ الأَحْنَفَ بْنَ قَيْسٍ ، قَالَ : كُنَّا نَخْتَلِفُ إِلَى قَيْسِ بْنِ عَاصِمٍ نَتَعَلَّمُ الْحِلْمَ ، كَمَا نَخْتَلِفُ إِلَى الْعُلَمَاءِ نَتَعَلَّمُ الْعِلْمَ ، قَالَ : فَقَالَ لَهُ : لاَ أَعُودُ
Ibrahim bin Adham berbicara (untuk menasihati) seseorang yang (sebelumnya) berbicara kepada orang lain, lalu dia marah sampai-sampai melontarkan kata-kata yang buruk. Ibrahim berkata kepadanya, “Wahai Tuan, bertakwalah kepada Allah, dan hendaknya Anda diam, bersikap santun, dan menahan amarah.” Beliau diam sejenak, kemudian berkata lagi kepadanya, “Telah sampai kabar kepadaku, bahwa al-Ahnaf bin Qays berkata: ‘Dulu kami biasa bolak-balik mendatangi Qays bin ‘Ashim untuk mempelajari kesantunan, sebagaimana kami biasa bolak-balik mendatangi para ulama’ untuk mempelajari ilmu.” Maka, orang itu berkata kepada beliau, “Saya tidak akan mengulanginya lagi.”[8]


أَنَّ رَجُلاً كَتَبَ إِلَى أَخٍ لَهُ : اعْلَمْ أَنَّ الْحِلْمَ لِبَاسُ الْعِلْمِ فَلاَ تُعَرَّيَنَّ مِنْهُ
Seseorang menulis surat kepada saudaranya, (isinya): “Ketahuilah, bahwa kesantunan adalah pakaian ilmu, maka jangan sampai kautelanjangi dia darinya.”[9]




[1] Al-Adab asy-Syar’iyah, IV/264. Kata-kata dari Ibnul Mubarak.
[2] Hilyatul Auliya’, VI/330, biografi Malik bin Anas; dan Ghara’ibu Malik bin Anas, no. 46; merupakan nasihat beliau kepada salah seorang muridnya.
[3] Tas.hilu an-Nazhr wa Ta’jilu azh-Zhufr fi Akhlaqi al-Malik, hal. 13, bersumber dari salah seorang Ahli Hikmah.
[4] Jami’ Bayanil ‘Ilmi wa Fadhlihi, hal. 505, no. 806; merupakan perkataan ‘Atha bin Yasar. Menurut az-Zuhayri (muhaqqiq), isnad­-nya shahih.
[5] Idem, hal. 506, no. 809; diriwayatkan oleh Raja’ bin Haywah. Menurut az-Zuhayri, isnad-nya hasan.
[6] Hilyatul Auliya’, X/95, biografi al-Harits bin Asad al-Muhasibi; bagian dari nasihat panjang beliau.
[7] Al-I’jaz wal Ijaz, hal. 4; merupakan pernyataan ‘Ali bin Abi Thalib.
[8] Syu’abul Iman, XI/50, no. 8153.
[9] Syu’abul Iman, III/302, no. 1713, riwayat dari ‘Amr bin al-Harits.

Inilah perbedaan Generasi Terbaik dengan Generasi Kita saat ini

Inilah perbedaan kondisi Generasi Terbaik dengan Kondisi generasi selanjutnya, bandingkan dengan kondisi kita saat ini ....

Kami telah hidup sekian lama dari usia kami, dan salah seorang dari kami diberi iman sebelum Al-Qur’an. Sebuah surah turun kepada Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, maka dia pun mempelajari apa yang halal, haram, perintah, larangan, dan hal-hal lain yang harus diperhatikan darinya, sebagaimana kalian mempelajari Al-Qur’an di hari ini. Kemudian, sungguh saya telah melihat beberapa orang di hari ini, dimana salah seorang dari mereka telah diberi Al-Qur’an sebelum iman. Maka, dia pun membaca apa yang ada diantara pembukaannya sampai penutupnya, namun dia tidak tahu-menahu apa yang diperintahkannya, apa yang dilarangnya, dan apa yang harus dia perhatikan darinya. Dia membacanya sebagaimana berjatuhannya kurma jelek ketika pohonnya diguncangkan. (‘Abdullah bin ‘Umar r.a.).


Riwayat al-Baihaqi dalam Sunan-nya, no. 5496, dari ‘Abdullah bin ‘Umar. Diriwayatkan pula oleh al-Hakim, ath-Thabrani dan ath-Thahawi. Al-Hakim mengeluarkannya dalam al-Mustadrak, no. 101. Beliau berkata, “Ini hadits shahih ‘ala syarth asy-syaikhaini, setahu saya tidak ada ‘illat di dalamnya, dan mereka berdua tidak mengeluarkannya.” Ad-Dzahabi berkata dalam at-Talkhish, “Sesuai syarth al-Bukhari dan Muslim, dan tidak ada ‘illat padanya.” Ath-Thabrani mengutipnya dalam Mu’jam al-Awsath, dan menurut al-Haitsami dalam Majma’ az-Zawa’id, no. 755, “Diriwayatkan oleh ath-Thabrani dalam al-Awsath, dan para perawinya adalah perawi shahih.” Ath-Thahawi meriwayatkannya dalam Musykil al-Atsar, no. 1253.


Ya Rasulullah ... Kini Islam benar-benar ASING (1)

Melihat kehidupan umat islam saat ini, kita diingatkan pesan Rasulullah saw yang berbunyi,  Islam muncul dalam keadaan asing, dan ia akan kembali dalam keadaan asing, maka beruntunglah orang-orang yang terasingkan itu.”. Adakah islam sudah menjadi asing saat ini?

Mari kita renungi  beberapa aspek dalam kehidupan ini:
1. Aspek ekonomi 
Umat islam indonesia yang mayoritas di Indonesia, dalam bidang ekonomi, adakah kita menggunakan konsep islam? Adakah pasar-pasar kita berprinsip seperti pasar-pasar yang digagas Rasulullah? Konsep apakah yang kita pakai? Yap, konsep yahudi, konsep ribawi. Sistem keuangan (perbankan) yang kita gunakan menggunakan sistem ribawi. Sistem keuangan kita adalah sistem ribawi. Inilah sistem yang digunakan saat zaman Jahiliyah, sebelum Rasulullah diutus. Bagaimana dengan konsep islam? Kenalkah kita dengan sistem islam? tahukah kita dengan konsep islam dalam segi ekonomi? TIDAK. Kita tidak mengenalnya, apalagi mengaplikasikannya dalam kehidupan kita. Bahkan kita asing dengan konsep itu, bahkan sebagian kita bertanya, memang ada konsep islam dalam bidang perbankan? 

Semoga para ahli agama (yang jumlahnya semakin sedikit,karena inilah zaman diangkatnya ulama) yang memahami konsep islam mampu mengembalikan konsepnya pada konsep ekonomi  islam .... 

Ayah, dimana engkau?

Ayah, dimana engkau ...
Mengapa engkau titipkan anak-anakmu kepada kakek nenekmu
Ayah, dimana engkau ...
Mengapa engkau tinggalkan anakmu bersama pembantumu
Ayah, dimana engkau ...
Mengapa engkau berburu dunia dengan 'menyingkirkan' anakmu
Ayah, dimana engkau ...
Mengapa kau abaikan pendidikan anak-anakmu
Ayah, dimana engkau ...
Mengapa kau hanya berkonsentrasi mengejar kariermu
Ayah, dimana engkau ...
Mengapa kau acuhkan amanah-Nya
Ayah, dimana engkau ...
Mengapa kau lalaikan buah hatimu ...

Edisi bersedih menyaksikan para Ayah hanya mengejar dunia, melupakan anaknya, menitipkan anaknya dan 'menyingkirkan' anaknya dari kesibukannya

Sabtu, 21 Februari 2015

Ayah, jawablah pertanyaan ini?

Ini adalah pertanyaan dari seorang mujahid penghafal Al-Quran, Seorang hafidzul qur`an yang lebih dari 15 tahun mengkhatamkan Al Qur`an minimal dalam satu bulan tiga kali. Seorang abid yang hampir setiap sepertiga malam terakhirnya, bangun lalu membaca al Qur`an di dalam shalat-shalat malamnya. Setidaknya, rata-rata, ia menghabiskan 25 sampai 30 menit setiap dua rakaat shalat malamnya.

“Berapa penggalan waktu yang biasa Anda gunakan untuk membaca koran, melihat berita di TV, membincangkan masalah politik, liqaa-aat tarbawiyah (pertemuan kader)? Bandingkan dengan berapa penggalan waktu yang biasa Anda gunakan untuk membaca Al Qur`an dan qiyamul lail?” 

“Kalau Anda mendapati adanya ketidakseimbangan dalam pengaturan waktu dan aktifitas tersebut, ketahuilah bahwa itu merupakan pintu-pintu kegagalan kita di semua bidang. Bukan hanya dalam dakwah, tapi dalam politik, ekonomi, dan seluruh kehidupan kita.”

Mengantar Anak Menuju Aqil Baligh .... bersama K-PAB

Pengajian Anak Generasi Islam (PAGI) bersama Komunitasi  Pendidikan Aqil Baligh
( PAGI PKAB)

PUNCAK kejayaan peradaban Islam  adalah ketika Rasulullah memimpin Islam di kota Madinah. Salah satu indikatornya adalah kesiapan para pemuda untuk mengambil tanggungjawab dalam membangun umat demi kejayaan Islam.

Kesiapan para pemuda ini untuk mengisi perannya di semua lini adalah karena keberhasilan mendidik menuju aqil baligh mereka. Tersebutlah sahabat-sahabat yang menjadi ujung tombak dalam pergerakan dakwah pada masa itu, seperti: Ali bin Abi Thalib, Usamah bin Zaid, Zaid bin Haritsah, Anas bin Malik, Zubair bin Awwam, dan masih banyak sahabat muda lainnya.

Apa yang kita dapat lihat di zaman sekarang ini adalah bukti kelemahan para orangtua untuk mengantarkan anak-anak menuju aqil balighnya. Peran-peran yang ditawarkan oleh peradaban saat ini telah membutakan generasi kepada tujuan sebenarnya; yang berorientasi pada materi semata.

Manusia diukur dalam takaran harta. Siapa yang banyak hartanya maka ialah yang sukses, tanpa peduli apakah kehidupannya memberi manfaat bagi umat karena benarnya syari’ah yang dijalani. Andil para orangtua adalah memberikan toleransi yang besar terhadap tawaran ini.

Secara syariah ketika seorang anak mencapai aqil baligh, maka berlakulah sinnu taklif; yaitu masa-masa pembebanan syariah. Artinya, anak kita yang mencapai aqil baligh maka kewajiban syariahnya akan setara dengan kedua orangtuanya.

Baligh atau kedewasaan fisik biologis mesti sejalan dengan aqil atau kedewasaan psikologis, sosial, maupun syariah. Ketika itu, anak-anak kita akan setara kewajibannya dengan kedua orangtuanya dalam shalat, puasa, zakat, haji, jihad, nafkah dan kewajiban sosial lainnya. Mereka telah menjadi manusia dewasa, yang memikul semua beban kewajiban seorang manusia dewasa.

Lalu pertanyaanya, apakah anak-anak kita telah siap dengan kepahaman akan hukum-hukum ini sebelum mereka mencapai aqil baligh?. Kelemahan ilmu yang kita miliki adalah salah satu alasan, tapi bukan tidak ada solusi.

Yang pertama harus kita jadikan titik start dalam mengantarkannya adalah paham makna aqil baligh, lalu merencanakan bagaimana mereka diantarkan. Kemudian melepas mereka dengan percaya dan yakin akan melalui tahapan usia dewasanya dengan langkah yang benar.

Akan terjadi percepatan yang luar biasa dalam membangun peradaban ini, jika masalah ini tuntas dalam sebuah keluarga. Kemudian membangun jamaah dengan kepastian bahwa dari keluarga-keluarga ada jaminan kesiapan para pemuda mengemban misi peradaban.

Mendidik menjelang usia baligh berarti mendidik di usia tamyiz (7-12 tahun), usia ini adalah usia SD dan pra tamyiz (usia 0-6 tahun) usia PAUD.

Pada ujung tahapan tamyiz, anak-anak sudah harus dapat mulai terlatih menjalankan syari’at berdasarkan hukumnya. Misalnya hukum menutup aurat, pergaulan, thoharah, dan adab adab, termasuk kecenderungannya untuk mengambil bagian dari kerja-kerja sosial atau amal-amal jama’i. Sehingga ketika masuk usia balighnya hal hal tersebut sudah menjadi karakter dari mereka.

Bisa dibayangkan bahwa jika hal ini telah menjadi karakter maka betapa mudahnya mengatur mereka dan memberikan amanah yang besar dalam tanggungjawab keumatan.

Tahapan tamyiz mudah untuk dilakukan jika usia pra tamyiz, anak-anak juga sudah disiapkan menuju usia tamyiznya. Golden age, begitulah istilah yang diberikan pada usia pra tamyiz. Perkenalan dengan syariat dimulai di usia ini berupa adanya teladan atau uswah yang dicontohkan oleh orangtua atau para pendamping mereka seperti pengasuh, guru, teman, nenek atau lingkungan sosial lainnya dimana ia berada.

Alangkah indahnya jika dari lisan mereka kita sudah mendengar kalimat-kalimat thayyibah meluncur dengan lugas, tak ada kumpulan nama-nama binatang atau sumpah serapah lainnya. Apalagi jika mereka sudah dapat mengucapkan “Kata Allah, kita harus saling tolong-menolong” atau “Kata Rasulullah, makanlah dengan menggunakan tangan kananmu”. Sungguh, yang akan kita saksikan adalah anak- anak akan menjadi agen-agen penegakan syari’at.

Para guru PAUD dan SD juga menjadi penentu bagi kesiapan anak untuk menuju usia aqil baligh. Kompetensi ilmu para guru, harus terus dikuatkan terutama internalisasi terhadap nilai-nilai Islam kepada anak. Internalisasi akan menjadi sinkron apabila apa yang disampaikan bukan karena hanya misi menuntaskan materi pengajaran saja, tetapi lebih karena apa yang diajarkan sudah menjadi karakter guru yang bersangkutan.

Oleh karena itu, salah satu hal yang prinsip adalah memilihkan anak-anak kita tempat untuk tumbuh kembang yang aman, kukuh, terjamin, dan terkondisi baik (safe) dalam aqil dan balighnya, termasuk memilihkan sekolah yang tepat baginya.

Tugas ini boleh jadi “susah tapi bisa” bukan “bisa tapi susah”. Mari kita menguatkan niat dan membuat harapan ini menjadi kenyataan yang menyenangkan dengan penuh kesyukuran, yang akan kita dapatkan di yaumil haq nanti. Seperti digambarkan pada hadits Nabi SAW dinukil dari kitab Nuzhah al-Majalis wa Muntakhib an-Nafais ash-Shufuri dikeluarkan oleh Abu Na’im dari jalan ath-Thabrani, berikut :

Dari Anas bin Malik ra bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Pada hari kiamat kelak diserulah anak-anak kaum Muslim, ‘Keluarlah kalian dari kubur kalian’.  Merekapun keluar dari kuburnya.  Lalu, mereka diseru, ‘Masuklah ke dalam syurga bersama-sama’. Seraya mereka berkata: ‘Duhai, Tuhan kami, apakah orang tua kami turut bersama kami?’. Hingga pertanyaan keempat kalinya menjawablah Dia, ‘Kedua orang tua kalian bersama kalian’.

(Lalu) berloncatanlah setiap anak menuju ayah ibunya, memeluk dan menggandeng mereka, mereka memasukkan orang tuanya kedalam sorga. Mereka lebih mengenal ayah dan ibu mereka pada hari itu melebihi pengenalan kalian terhadap anak-anak kalian di rumah kalian.”.

________
AMALIA HUSNAH BAHAR

Jumat, 20 Februari 2015

Fokuslahlah memikirkan yang diperintahkan Allah kepadamu

Janganlah menyibukkan dengan rizki yang sudah dijamin untukmu ... Ibnul Qayyim

Rabu, 18 Februari 2015

Dimanakah kamu?



Hati manusia memang kecil,
Tapi Kesombongan manusia mengerikan,
Padahal ...
Dimanakah kamu, dibandingkan alam semesta ini?

Kisah Menakjubkan : Salat Malam Istri Rasulullah saw

Inilah cerita Umar ra ...
Suatu malam Umar ra memiliki urusan umat malam hari
Ia berjalan melalui jalan di dekat rumah Rasulullah
Umar tanpa sengaja mendengarkan Istri Rasulullah sedang salat malam
Aisyah sedang membaca sebuah ayat sambil menangis
Umar pun melanjutkan perjalanan
Umar membereskan urusan umat beberapa saat
kemudian.
Setelah selesai, Umar kembali ke rumah dengan melalui jalan yang sama
Di dekat rumah Rasulullah, Umar masih mendengar Aisyah salat malam
Ayat yang dibaca masih sama
Cara menangisnya pun masih sama

Kisah Menakjubkan Robert Davilla - Story of Robert Davilla

Silahkan Klik Kisah Menakjubkannya : The Story of Robert Davilla


Selasa, 17 Februari 2015

Ayah adalah pintu surga paling tengah

Ayah,
Betapa mulianya dirimu,
Engkau adalah pintu surga paling tengah
Engkau adalah pintu surga untuk anak-anakmu
Engkau adalah pembawa surga anak-anakmu
Ayah,
Pantaskan dirimu
Bekali dengan ilmu
Agar engkau menjadi pintu surga untuk anakmu
Ayah,
Jadilah pintu surga untuk anak-anakmu
Jadilah ....

Ayah,
inilah sabda Rasulullah saw :
Imam Ibnu Hibban meriwayatkan dalam Kitab Shaheh-nya:
Nabi Muhammad saw bersabda: "Seorang ayah adalah pintu surga paling tengah"

Belajar Menjadi Ayah

Belajar Menjadi Ayah

Di pundak ayah, amanah besar dari Allah tertanam
Amanah yang akan dimintai pertanggungjawabannya kelak
Ayah, siapkah engkau dengan pertanyaan Allah kelak?

Ayah, menjadi pemimpin sebuah komunitas kecil bernama rumah
Pembangun generasi islam adalah misinya
Siapkah pundakmu wahai ayah ...

Belajar Menjadi Ayah saat menjadi Ayah ... Ya Allah tolonglah kami

Perhatikan Ibu Para Ulama Kita ... Konsep Islam tentang Ibu


Para ibu yang melahirkan ulama-ulama
Tak terkenal kecuali hasil asuhannya
Tak dikenal kecuali hasil didikannya
Karena itulah Jihadnya
Karena itulah Fitrahnya

Begitulah Fatimah, putri Rasulullah
Tak dikenal karyanya kecuali Hasan Husein Sang Pemimpin Pemuda Surga
Begitulah Ibunya Imam Syafi'i
Tak dikenal karyanya kecuali Keshalihan Imam Syafi'i

Itulah Ibu Peradaban Islam
Ibu pulanglah ....
Dimana engkau ibu ....?

Ibu adalah sekolah utama, bila engkau mempersiapkannya, maka engkau telah mempersiapkan generasi terbaik (Pepatah Arab)

Saat Konsep Islam Kembali Menjadi Asing

Adakah konsep islam yang sepenuhnya diaplikasikan dalam kehidupan saat ini?
Adakah konsep islam mewarnai kehidupan umat islam saat ini?
Konsep apa yang kita gunakan saat ini?
Dikemanakah konsep Al-Quran yang selama ini kami agung-agungkan?
Dimanakah konsep Al-Quran yang kami imani saat ini?

Ya Allah maafkan kami ...
Betapa merindunya kami dengan kehadiran Rasulullah yang menerapkan konsep islam untuk kami,
Betapa rindunya kami denganmu Ya Rasulullah

Rodhitubillahi robba
Wa bil islami dina
Wabi muhammadin nabiyya wa rosula

Senin, 16 Februari 2015

Siapa yang mendapatkan Karunia Yang Besar dari Allah?

Dalam surat Al-Jumu'ah ayat 4 Allah swt berfirman, "Demikianlah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya; dan Allah mempunyai karunia yang besar."
Apa karunia besar itu? Siapakah yang akan mendapatkan karunia yang besar? 

Untuk menjawab dua pertanyaan diatas, maka kita bisa menggali dari ayat-ayat lain di surat Al-Jumu'ah.
Pertanyaan pertama : Apa karunia besar itu?
Ternyata dalam ayat 2, Allah menjelaskan bahwa karunia besar adalah orang yang mendapatkan cahaya Al-Quran dan As-Sunah. Karunia besarnya adalah petunjuk Allah dan Rasul dalam kehidupan ini.
Pertanyaan kedua : Siapakah yang akan mendapatkan karunia yang besar? 
Orang yang akan memiliki karunia yang besar adalah orang-orang yang mengamalkan cahaya Al-Quran dan As-Sunah. Orang-orang ini menjalankan petunjuk-Nya dengan tidak tergoda dengan kehidupan dunia yang melalaikan ini.

Agar Shiroh Nabawiyah Bekerja Untuk Umat Ini (2)



Poin kedua agar Shiroh bekerja adalah
2. Pelajarilah gambar utuhnya, jangan potongan-potongan kecil. Kebiasaaan kita mempelajari sejarah selama ini bagaikan puzzle-puzzle yang tidak tahu gambaran utuhnya. Untuk itulah kita umat islam perlu mempelajari Shiroh Nabawiyah dengan utuh menyeluruh dan berurutan. Sehingga diperlukan kurikulum shiroh untuk dipelajari anak-anak kita.

Ini bagian Pertamanya : http://celoteh-yanda.blogspot.in/2015/02/agar-shiroh-nabawiyah-bekerja-untuk.html

Bersambung

Minggu, 15 Februari 2015

Agar Shiroh Nabawiyah Bekerja Untuk Umat Saat Ini (1)



Sejarah Nabi (Shiroh Nabawiyah) adalah salah satu ilmu yang ditinggalkan. Tak ada kurikulum sejarah Nabi Muhammad saw. Tak ada perhatian yang serius tentang materi ini. 
1. Shiroh Nabi Muhammad adalah aplikasi  Al-Quran dan As-Sunah.
Al-Quran tidak terbaca (tidak dipahami) dengan baik,jika tidak membaca Shiroh Nabi Muhammad SAW. Memahami Shiroh Nabawiyah tidak terpisah dengan belajar Al-Quran dan As-Sunah.
Shiroh Nabawiyah berdasarkan Al-Quran ... 

Bersambung 



Inilah Generasi Sahabat Sang Pengubur Peradaban Jahiliyah (Persia-Romawi)

Sewaktu salat Nabi Muhammad saw diberitahu Jibril bahwa salah satu sandalnya ada yang najis, maka Rasulullah melepas sepatunya dan menaruhnya di sebelah beliau. Nabi pun melanjutkan salatnya. Sesudah salam Nabi terkejut karena di sebelah para sahabatnya yang pada waktu itu menjadi makmum menumpuk sandal. Nabi pun heran danb bertanya kepada para sahabatnya, "Wahai sahabatku, kenapa dengan sandal kalian?" Maka salah satu seorang sahabat menjawab, "Ya Rasulullah, saat engkau salat dan melepaskan sandalmu, maka kami pun mengikutimu ..."
Begitulah sahabat sang penaklukan Konstantinopel dan Romawi ...

Mungkin saat peradaban zaman yahudi saat ini, perbuatan sahabat tadi dianggap asing, aneh. Keumuman kita akan merasa keheranan. Taklid buta, doktrinisasi itu mungkin sebagian pendapat kita. Tapi begitulah generasi islam saat peradaban islam masih berjaya

Sabtu, 14 Februari 2015

Penyerahan Anak akan 'Taklif' Saat Aqil Baligh

Mengikuti perkembangan Pendidikan Aqil Baligh membuatku iri dengan negara tetangga kita, Malaysia. Sepertinya, malaysia sudah lebih dahulu menerapkan kebiasaan para ulama zaman sahulu. Walaupun di beberapa daerah melayu, kebiasaan ini sebenarnya masih ada dalam tradisi budaya daerah mereka.
Aqil Baligh bagi sebagian ulama adalah waktu yang ditunggu-tunggu, karena saat itulah anak mereka mengalami perubahan baik itu perubahan fisik maupun psikologi. Beberapa ulama merayakan kedatangan saat Aqil Baligh bagi anak mereka.
Seperti dalam foto di atas, dimana di sebuah sekolah di malaysia sedang mengadakan semacam upacara peleapasan dan penyerahan 'Taklif" dari orangtua kepada anak yang sudah dan menjelang Aqil Baligh.
Kegiatan  ini memiliki dampak yang sangat baik untuk jiwa anak. Anak merasakan saatnya menjadi dewasa, menjadi lebih tanggung jawab karena pada masa inilah mereka memiliki catatan dosa dan amal mereka.
Dalam foto di atas, dengan dipandu oleh leader, sang ayah membacakan pernyataan penyerahan 'Taklif' kepada anak dengan disertai harapan dan doa. Kemudian sang anak juga membacakan penerimaan 'Taklif' dari orangtua yang diiringi dengan doa dan harapan.
Sungguh nikmat pemandangan di atas. Orangtua memberikan pendampingan kepada anak sampai anak Aqil Baligh, dan anakpun melalui Aqil Baligh dengan perasaan senang karena ada orangtua yang siap menjadi teman dan partner mereka.

Semoga kebiasaan baik ini bisa kita tiru, dan Komunitas Pendidikan Aqil Baligh (K-PAB) ingin menjadi bagian untuk meneruskan kebiasaan hebat ini ...